Ketua Umum Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Valentino Simanjuntak, mengungkapkan sejumlah pemain sepak bola Indonesia siap menempuh jalur hukum jika persoalan pembayaran gajinya masih bermasalah. Menurutnya, para pemain tersebut sudah jengah karena hak-haknya belum juga tuntas hingga saat ini.
"Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa pemain. Ada satu pemain senior yang sudah siap menempuh jalur hukum untuk memperjuangkan hak-haknya ini. Mudah-mudahan keberanian ini bisa ditiru pemain-pemain lainnya," ujar Valentino di Jakarta, Minggu (6/1/2013).
Valentino menegaskan, keinginan sejumlah pemain itu bukan semata-mata persoalan uang. Menurutnya, jika sepak bola Indonesia disebut sebagai liga profesional maka seluruh stakeholders harus memperhatikan nasib dan hak para pemainnya.
"Jika seseorang tidak mendapatkan haknya maka wajar dia harus berjuang. Pesepak bola Indonesia saat ini terlalu lama memikirkan bahwa dia adalah milik klub. Jadi, ketika gajinya belum dibayar satu atau dua bulan, dia sering maklum saja. Padahal dalam beberapa kontrak, pemain sepak bola Indonesia tidak aneh-aneh, berbeda dengan (pemain dari) luar negeri," kata Valentino.
"Lalu, jika ada yang beralasan jangan samakan sepak bola dengan klub luar negeri yang lebih maju itu juga aneh. Kok, sepak bola kita ini malah mencontoh ke liga yang tidak maju. Katanya mau jadi klub sepak bola profesional. Pesepak bola di sini tidak minta aneh-aneh kok, mereka hanya minta haknya," tambahnya.
APPI beberapa waktu lalu menyatakan beberapa klub yang belum menyelesaikan tunggakan gaji pemainnya adalah Deltras Sidoarjo, Arema Indonesia, PSPS Pekanbaru, Persela Lamongan, Persija Jakarta, dan Persidafon Dafonsoro. APPI pun mendesak BOPI untuk tidak memberikan rekomendasi bergulirnya Liga Super Indonesia (ISL) atau menundanya atau minimal tidak memberikan izin bertanding bagi klub-klub yang bermasalah itu.
Namun, Pelaksana Tugas Ketua Umum BOPI Haryo Yuniarto menyatakan, BOPI memberikan rekomendasi bergulirnya ISL dengan pertimbangan pembinaan, Jumat (4/1/2013
sumber KOMPAS.com
0 komentar:
Post a Comment